No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Pengalaman Ditolak 3 Beasiswa Berturut-turut Dalam Sebulan

Pengalaman Ditolak 3 Beasiswa Berturut-turut Dalam Sebulan
Tugas kita hanyalah mencoba dan berusaha, biarkan raga ini yang berikhtiar sedangkan hati bertawakkal pada Allah. Dengan begitu, tiada sesal dihati bila tak dapat merengkuh apa yang diingini, dan tak juga lupa bersyukur bilamana kenginan dan impian itu bisa kita raih. 
- Agung Kharisma -


Langsung saja, saya ingin berbagi cerita dengan teman-teman pembaca blog ini mengenai apa yang telah saya usahakan beberapa waktu yang lalu, yakni ketika saya berusaha mendapatkan beasiswa dari beberapa sponsor yang sedang membuka aplikasi beasiswanya.

Ada tiga jenis beasiswa yang saya ajukan diantaranya adalah beasiswa pelatihan public speaking yang diadakan oleh TalkinCorp, beasiswa pelatihan persiapan sertifikasi Bahasa Inggris atau sering juga disebut dengan nama IELTS yang diadakan oleh Euro Management, dan terakhir, beasiswa biaya studi S1 yang diadakan oleh perusahaan Startup Glints yang berkantor di Singapura dan Indonesia.

1. Beasiswa Pelatihan Public Speaking oleh TalkinCorp


Pada awalnya, saya mengira beasiswa ini akan memberikan awardee atau penerimanya hadiah bantuan dana pendidikan, sayangnya tidak demikian, setelah mencari tahu lebih dalam, reward yang akan diberikan kepada awardee-nya adalah pelatihan berbicara di depan umum baik itu sebagai pembawa acara, trainer, atau bahkan profesi yang berkaitan dengan public speaking lainnya.

Syarat mendapatkan beasiswa ini adalah saya harus menulis satu artikel pendek dengan minimal 4 paragraf dan maksimal satu halaman penuh. Temanya: "How communication impact your life?" TalkinCorps memberikan beasiswa ini dalam rangka ulang tahun perusahaannya yang ke-10.

Dalam proses menulis artikelnya, saya terbiasa melakukan brainstorming ide-ide yang menurut saya bisa saya tulis, begitupun dengan tulisan yang sedang kamu baca ini, sebelum menulis, saya harus tahu judul apa yang inign saya tulis dan bagaimana pembahasan kontennya.

Untuk beasiswa ini, saya tidak mendaftar sendiri, saya mendaftar beasiswa ini bersama teman saya, kindness (nama pena miliknya). Langsung saja, alasan kenapa kami gagal dalam beasiswa ini adalah kurangnya persiapan, ditambah jadwal kami padat dan sedang sakit juga, alhasil, kami baru mulai menulis hari terakhir pengumpulan naskah artikelnya, yakni: 15 desember 2017. Artikel selesai ditulis, kami kirim, dan ternyata, hal tak terduga terjadi: Deadline beasiswanya diperpanjang hingga 20 Desember 2017!

Oh well, itu berarti, sebenarnya kami masih punya banyak waktu untuk merevisi tulisan kami, namun karena entah bagaimana caranya, begitu kami mengirim artikel, ada pemberitahuan tenggat waktunya diperpanjang, sedangkan artikel yang sudah dikirim tidak bisa direvisi kembali. So, what we were going to do at that time was: Pasrah. >_<

Pengumuman pemenang diberitahukan di bulan Januari. Dan, nama kami tidak tercantum dalam list 10 tulisan terbaik yang berhak mendapatkan beasiswa pelatihan public speaking tersebut.



2. Beasiswa Persiapan Sertifikasi Bahasa Inggris: IELTS oleh Uero Management Indonesia


Bulan November tahun lalu, tepatnya tanggal 25 November 2017, Uero Management mengadakan event Festival budaya Inggris yang mereka namainya dengan sebutan UK-Day Festival. Hal menarik yang membuat saya tertarik untuk datang adalah:

1. Ada sponsor beasiswa pemerintah Inggris, yaitu Chevening yang memberikan presentasi mengenai kehidupan, budaya, sistem akademik di Inggris dan beasiswa S2 untuk pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan master di Inggris.

2. Meski kuliah di program studi Bahasa Inggris dan pernah membuat event festival Bahasa Inggris sendiri sewaktu menjabat sebagai pengurus himpunan mahasiswa, saya merasa perlu untuk mencoba event serupa dengan ragam kegiatan berbeda yang bisa saja saya terapkan di kampus bilamana kelak dimintai saran oleh adik kelas yang menjadi pengurus himpunan sekarang.

Seusai mengikuti presentasi beasiswa Chevening dari pemerintah Inggris. Pihak penyelenggara, dalam hal ini, Euro Management, memberitahukan pada semua peserta yang datang untuk ikut berpartisipasi dalam beasiswa Bahasa asing dan persiapan sertifikasi Bahasa Inggris yang pendaftarannya akan dibuka seminggu setelah event UK-Day Festival.

Mendengar hal itu, saya jadi tertarik untuk mendaftar beasiswa kelas IELTS, kami diberitahu segala hal yang perlu kami bawa seperti; fotokopi ktm, pas foto 3x4 dua lembar, dan fotokopi transkip nilai. Udah, hanya itu.

Minggu depannya, as you know, meski hari libur, Jakarta selalu enggak pernah lepas dari kemacetan, alhasil, saya baru sampai di Euro Management jam 11 lewat. Saya pikir, saya hanya tinggal mengirimkan aplikasinya saja, lalu pulang. Begitu masuk ke Euro Management dan bertanya mengenai kepentingan saya, mereka bilang seharusnya pelamar beasiswa kelas bahasa asing datang jam 9. (Read: Di pertemuan sebelumnya setahu saya tidak diberitahu jam pengumpulan berkasnya deh).

Akhirnya, setelah saya menanyai panitianya, dia mengajak saya masuk ke ruangan untuk bergabung dengan peserta lain yang sedang mendapat presentasi pengenalan beasiswa kelas bahasanya sekaligus mengisi formulir pengajuan beasiswanya, setelah itu saya pulang.

Pengumumannya? Enggak ada! Sampai tulisan ini dipublikasi, saya tidak menerima pesan, telepon, atau bahkan e-mail. What was that means? Simpel aja, aplikasi pengajuan saya ditolak. Anyway, saya mengecek e-mail saya berkali-kali di bulan yang sama dengan beasiswa TalikinCorp sebelumnya: Januari. Dua beasiswa hasilnya ditolak dibulan yang sama.

3. Beasiswa Dana Pendidikan S1 dari Glints 


Saya baru tahu kalau ada beasiswa yang dikhususkan untuk mahasiswa berprestasi dan berpengalaman di organisasi kampus. Sejauh yang saya ketahui, kebanyakan beasiswa hanya ditujukan untuk mahasiswa yang ipk cumlaude, masih semester awal, dan dari ibukota. Itu berarti, buat mahasiswa rantau seperti saya, tidak banyak beasiswa yang bisa saya lamar dan bahkan saya tidak banyak tahu mengenai beasiswa S1 sewaktu saya masih semester awal sehingga saya tidak pernah melamar beasiswa manapun untuk pendanaan studi S1 saya.

Syarat beasiswa ini hanya dua, membuat akun Glints dan mengisi data diri kita di website resminya serta mengupload CV. Udah itu aja, simpel ya? Iya, hal mudah yang belum dilakukan biasanya terlihat sepele dan mudah, tapi ketika saya take action untuk melengkapi segala persyaratannya. Saya mengalami kendala sewaktu membuat akun di webnya Glints.

Saya sudah membuat CV, itu berarti saya hanya tinggal membuat akun Glints dan mengunggah CV saya saja. Ketika saya hendak membuat akun Glints, saya menggunakan banyak sekali browser mulai dari Mozilla firefox, google chrome, Internet Explorer, dan bahkan Microsoft Edge. Hasilnya? Semua browser itu mengalami bug (error) pada halaman yang sama ketika saya hendak mengisi data diri. Akhirnya saya melupakan beasiswa ini untuk sesaat.

H-5 sebelum penutupan, saya mencoba lagi, saya mencoba membuat akun Glints kembali di laptop milik saya. Hasilnya tidak bisa. Minjem semua laptop teman, hasilnya tidak bisa juga. Pilihan terakhir, saya sampai harus ke warnet dengan harapan bisa mengisi data diri di webnya Glints. Google chrome, internet explorer, dan Microsoft edge mengalami bug, ketika menggunakan Mozilla firefox, alhamdulilah bisa, hanya saja, saya harus mengisi formulir data dirinya dengan cepat, kalau lebih dari 5 menit, firefoxnya juga akan mengalami bug error yang sama.


Akun sudah dibuat, tinggal upload CV, lalu daftar beasiswanya. Sisanya; menunggu dengan sabar dan berdo'a atas apa yang telah saya usahakan pada Tuhan. Beberapa hari setelah mendaftar, akun Instagram resmi Glints mengumumkan jumlah pesertanya, totalnya ada 2065 peserta dari seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia.


Dari 2065 peserta, hanya ada 116 peserta yang lolos ke tahap selanjutnya, yakni tahap wawancara fase 1.


Bulan Januari, saya dikirimi e-mail kalau aplikasi CV saya lolos dan berhak maju ke tahap wawancara 1. Tidak seperti wawancara tahun lalu dimana peserta diwawancarai langsung, tahun ini, Glints menggunakan fasilitas Google Form, ada kuisioner yang harus diisi oleh peserta, batas waktunya jam 23.59. 

Ketika mendapati pengumuman itu, saya masih dirumah, di kota Serang, Banten. Dan dirumah tidak ada koneksi internet, jadi, saya harus ke Jakarta. Di kost ada Wi-Fi, jadilah saya berangkat untuk melengkapi kuisioner wawancara dari Glints begitu sampai di Jakarta. Keesokan siang harinya, saya dikabari lolos ke tahap wawancara 2.


Sama seperti proses sebelumnya, saya mengisi kuisioner wawancara dari Glints. Deadlinenya pun sama; 23.59. Semua kuisioner wawancara selesai dikirim. Esoknya, saya dikabari kalau saya lolos ke tahap final. Di tahap final, saya kembali mengisi jawaban di form yang sudah disediakan oleh Glints. Begitu selesai, saya harus menunggu beberapa hari untuk tahu hasilnya.


Pengumumannya dipublikasi di istagram resmi Glints, dan kamu tahu apa hasilnya, iya, meski saya masuk final, awardee atau penerima yang berhak dan boleh menerima beasiswa ini hanya 1 orang saja. Pemenangnya mahasiswa dari UGM, selamat ya buat Irvandias Sanjaya atas pencapaiannya.


Semua penolakan itu datang diwaktu yang sama, di bulan januari, alhasil, mood saya tidak karuan, nulis artikel lomba dan tulisan untuk pembaca blog jadi enggak semangat, nulis skripsi juga tidak semangat, yup, as a normal people, it is normal to feel sad, right? And now I sad (At that time, I mean).

Teman, enggak mudah memang menerima sebuah penolakan setelah kita memberikan segala daya upaya maksimal untuk sesuatu yang kita ingini, namun, saya sadar, saya memang bisa berusaha sebanyak apapun itu untuk segala hal yang saya ingini, tapi saya juga harus menyadari kalau cerita hidup saya ini sudah tertulis jelas oleh Allah, termasuk segala proses dalam meraih beasiswa yang saya lakukan ini.

Oleh karenanya, saya menulis tulisan ini sebagai bentuk rasa syukur saya karena telah diberi kesempatan untuk mengejar beasiswa, kalau belum berhasil, itu berarti, saya harus berikhtiar dengan lebih sungguh-sungguh dan menyerahkan segala hasilnya pada Allah. Apapun yang kita ingini, ada Allah yang menjamin, termasuk beasiswa. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat ya, terlebih buat kamu yang sedang melalui proses yang sama dengan saya, yakni mendapatkan beasiswa studi. ^_^