No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Jangan Selalu Ingin Dimengerti Karena Orang Lain Tidak Bertanggungjawab Untuk Membuatmu Bahagia

Jangan Selalu Ingin Dimengerti Karena Orang Lain Tidak Bertanggungjawab Untuk Membuatmu Bahagia
Photo Credit - gambardp.com

Saya dan teman-teman pernah bertemu dengan seseorang yang sikapnya ingin selalu dimengerti, kalau kemauannya tidak dituruti oleh orang lain, maka dia akan marah dan berulah, tentu kami merasa tidak nyaman. Sebut saja namanya Stella (bukan nama sebenarnya). Oh well, kalau kita sedang berada didekat Stella rasanya ingin beranjak pergi, pasalnya dia selalu berulah tidak jelas. Hal kecil pun dipermasalahkan. So, dia itu tipe orang yang selalu membuat masalah. Tidak penting apakah itu perkara kecil atau besar dia selalu menganggapnya masalah.

Selain itu, bila keinginan Stella tidak kami iyakan, dia akan langsung mengirimi kami private chat via BBM, Line, Whatsapp, sms, bahkan kalau perlu menelpon hanya untuk menuntut orang lain untuk mengerti dirinya. Oh well, dia juga tidak segan-segan mengirim pesan berisi kata-kata yang kasar tanpa berpikir dulu sebelum menekan tombol send ke orang lain, hal itu membuat kami kesal, cukup kesal untuk membuat kami menjauh darinya selamanya, memblokir semua akun media sosialnya dan apapun itu terkait dengannya.

Oh well, saya pikir setiap orang punya urusannya sendiri yang harus diselesaikan dibanding menghabiskan hari untuk mengerti kemauannya. Semua orang baik pria dan wanita pasti setuju dengan pernyataan bahwa kita harus saling mengerti satu sama lain, masalahnya untuk kasus Stella, dia ingin selalu dimengerti setiap saat kapanpun dia mau. Dia tidak mau tahu dan tidak peduli orang lain sedang sibuk dengan kegiatannya, yang dia tahu orang lain harus mengerti dirinya, seakan-akan kami sebagai temannya punya tanggung jawab untuk membahagiakannya, that's it.

Banyak teman-teman angkatan saya yang tidak ingin berteman dengan Stella, berurusan saja tidak mau kecuali terpaksa satu kelompok dengannya apalagi berteman.

Oh well, orang yang dianggapnya teman pokoknya tidak boleh bermain dengan orang lain selain dirinya. Saya pernah pergi dengan teman saya, namanya Ney. Saya mengenal dekat Ney dan saya nyaman berteman dengannya. Nah, melihat saya berteman baik dengan Ney, dia tidak terima dan marah-marah pada saya dan menyudutkan saya dengan pernyataan ini:

"Oh, jadi gini yang namanya sahabat?"

Oh well, saya malah mempertanyakan pernyataannya itu. Sejak kapan saya menjadi sahabat Stella? Bukankah yang namanya sahabat itu ada karena sebuah kenyamanan berteman dengan orang lain dan apa yang saya rasakan pada Stella bahkan kebalikannya yakni ketidaknyamanan dalam berteman bahkan menganggapnya teman saja saya sudah tidak mau karena perilakunya yang sudah begitu keterlaluan menurut saya. Bayangkan saja, begitu saya dan teman-teman tidak meladeni keinginannya, siap-siap saja BBM, Line, Whatsapp, dan SMS teror melayang ke ponsel, dan jumlahnya lebih dari 10 chat! Oh well, isi chat Stella sangat tidak pantas dibaca karena isinya hujatan, cemoohan, dan kata-kata kasar yang dilayangkan tanpa berpikir ulang.

Bahkan setelah mengirimi kami kata-kata tak sopan seperti itu, ketika bertemu di kampus, Stella tetap berlaga so cool dan tanpa dosa. Dia tidak merasa bersalah telah mengirimi kata-kata kasar kepada saya dan teman-teman dan menganggap apa yang ia katakan selalu benar, oh well, saya dan teman-teman melabeli dia dengan sebutan egois. Karena keegoisannya itu, banyak teman-teman angkatan saya tidak mau berteman dengannya, semuanya pergi perlahan menjauh darinya karena muak dengan sikapnya.

Keinginan untuk dimengerti memang manusiawi asalkan tidak dilakukan setiap saat, kalau setiap hari, menit, detik selalu ingin dimengerti itu namanya egois.

Tidak hanya sebatas mengirimi kami pesan secara personal, dia juga tidak segan-segan menyindir melalui update statusnya. Oh well, sudah bisa dipastikan kata-katanya seperti apa, yup, kata-katanya kasar. Kalau memang dia dewasa, seharusnya dia bilang saja terus terang kepada teman-temannya, tidak usah menyindir lewat sosial media, orang-orang tidak menyukai itu.
Jangan Selalu Ingin Dimengerti Karena Orang Lain Tidak Bertanggungjawab Untuk Membuatmu Bahagia
Photo Credit - Gambarfoto.com


Kesimpulannya, Jangan Selalu Ingin Dimengerti Karena Orang Lain Tidak Bertanggungjawab Untuk Membuatmu Bahagia. Stella melakukan itu karena ia ingin dibuat bahagia oleh semua teman-temannya, tapi apa yang ia dapati malah sebaliknya, oh well, sampai kapanpun dia akan dijauhi oleh teman-temannya kecuali dia berubah.