No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Jangan Bebani Orang Lain Dengan Menjaga Rahasiamu - Karena Kamulah Orang Yang Paling Bertanggungjawab Menjaga Rahasiamu Sendiri

Jangan Bebani Orang Lain Dengan Menjaga Rahasiamu - Karena Kamulah Orang Yang Paling Bertanggungjawab Menjaga Rahasiamu Sendiri
Gambar diunduh dari google.com

Menceritakan rahasia kepada orang yang kamu percaya memang dapat membuatmu lega. Kenapa? Karena kamu merasa rahasiamu aman padanya. Kamu percaya bahwa tidak ada satu pun orang di dunia ini yang akan mengetahui rahasiamu karena kamu telah mempercayakan rahasiamu pada orang yang kamu anggap dapat dipercaya.

Topik ini pun masuk ke dalam salah satu pembahasan social construct, pemikiran masyarakat bahwa menceritakan rahasia kita pada orang yang paling kita percayai adalah perkara yang sah-sah saja, dan itu banyak dilakukan oleh banyak orang, karena banyak orang melakukan itu, terjadilah pembenaran atas tindakan tersebut.

Saya pikir, tindakan itu baru menggambarkan satu sisi pandangan seseorang tentang menceritakan rahasia hidup kita kepada orang lain. Saya ingin berbagi pandangan lainnya mengenai itu yang pada kemudian hari menjadi sikap saya. Haruskah saya mengiyakan atau menolak secara sopan ketika ada teman yang ingin menceritakan rahasianya pada saya.

Mengiyakan orang lain menceritakan rahasianya padamu memang dapat membuat mereka lega, merasa tenang, dan mendapatkan kepuasaan tersendiri. Kamu yang mengiyakan permintaan temanmu untuk menceritakan rahasia pribadinya pun merasa senang karena bisa membantu temanmu, dalam hal ini menjadi pendengar yang baik.

Dalam artikel ini, saya memposisikan diri sebagai orang yang akan diajak berbincang mengenai rahasia teman saya. Saya pikir, saya punya pilihan untuk mengiyakan atau menolak permintaan teman saya itu, pilihan yang saya ambil adalah saya akan menolak dengan sopan bahwa saya tidak dapat mendengarkan rahasianya. 

Saya tidak ingin berkata "Iya" untuk mendengarkan orang lain menceritakan rahasianya pada saya hanya karena alasan tidak enak semata. 

Saya berpikiran berbeda dengan orang lain, hal itu sah-sah saja, bukan? Sesuatu yang berbeda dan tidak sama dengan kebiasaan orang banyak bukanlah hal yang salah, manusia itu unik, buktinya sikap kamu dan orang lain berbeda, belum pernah ada satu kota di dunia ini yang memiliki kumpulan manusia yang memiliki sikap dan hobi yang sama. Believe me, kamu tidak akan menemukannya. 

So, sah-sah saja bila saya berbeda dan mengambil sikap untuk menolak dengan sopan. Semua sikap dan keputusan sudah satu paket dengan konsekuensinya, begitulah kehidupan berjalan, dan saya siap menerima konsekuensinya. :)

Saya pikir, ketika seseorang telah selesai mendengarkan rahasia orang lain, maka dia harus menjaga rahasia itu. Karena menjaga rahasia itu hukumnya wajib sebagaimana memenuhi janji, saya memilih untuk menolaknya secara sopan daripada memaksakan diri menerima sesuatu yang saya sendiri tidak mampu melakukannya. 

Kata "menjaga rahasia" ini yang saya garisbawahi sebagai poin penting artikel ini. Saya pikir, tidak ada orang yang mau dan mampu terus membawa-bawa rahasia orang lain selama hidupnya sedangkan orang yang menceritakan rahasianya sudah lupa dengan apa yang ia katakan dua hari setelahnya.

Seperti ada beban moril yang terus membebani seseorang untuk tetap selalu bisa menjaga rahasia dan tidak peduli kondisnya sedang seperti apa, karena sekali kontrak itu diiyakan, si pencerita rahasia hanya ingin tahu satu hal, dia tidak mau rahasianya terbongkar. Hal itu saya pikir sah-sah saja.

Tapi apakah kamu peduli dengan apa yang dirasakan oleh orang yang terus membawa-bawa rahasiamu kemana-mana? Dia tidak selamanya sehat, dia tidak selamanya bisa menjaga rahasiamu, bisa saja ia tidak sengaja mengucapkannya karena sedang lelah, atau bahkan ada yang mengancamnya untuk menceritakan rahasiamu kalau tidak hal buruk akan menimpanya.

Alhasil, ketika kamu mengetahui temanmu tidak bisa menjaga rahasiamu, kamu akan kecewa berat padanya, dan menghindar darinya. Seperti itulah jalan ceritanya. Maka dari itu, saya tidak mau hal itu terjadi. Dan saya memilih untuk menolak dengan sopan permintaan teman saya yang ingin menceritakan rahasianya pada saya. 

Bukan karena saya tidak bisa menjaga rahasianya, tapi saya tidak ingin hubungan pertemanan saya rusak, saya tidak ingin memaksakan diri untuk menjaga rahasia teman saya itu, saya merasa terbebani membawa-bawa rahasia orang lain, seperti ada beban moril yang harus dipertanggungjawabkan, sedangkan saya tidak selamanya bisa terus dalam keadaan yang memungkinkan untuk tetap BISA menjaga rahasianya, dan saya berpikiran bahwa kalau dia tidak mau rahasianya diketahui oleh orang lain, jangan ceritakan rahasia itu pada orang lain sekalipun itu temanmu, karena orang yang paling bertanggungjawab menjaga rahasiamu adalah dirimu sendiri bukan orang lain.